Kontribusi ekspor luar negeri komoditas timah Bangka Belitung terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) menurut pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada triwulan kedua 2022 sebesar 48,86 persen, meningkat dari triwulan pertama 2022 yang hanya sebesar 34,86 persen. Menilik data tersebut, terlihat bahwa peran ekspor timah dalam perdagangan internasional khususnya dalam kaitannya dengan perekonomian Bangka Belitung adalah cukup besar dan memiliki kecenderungan semakin meningkat, namun ironinya, dalam tahun 2022 ini kinerja eksportir timah plat merah di Bangka Belitung justru telah menunjukan penurunan ekspor dibandingkan dengan kinerja eksportir timah milik swasta, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain ketersedian pasokan bahan baku bijih timah yang makin menipis karena timah adalah sumber daya alam yang tak terbarukan. Selain itu maraknya kemunculan eksportir timah swasta yang tumbuh pesat, sehingga iklim kompetiti antara eksportir timah plat merah dan eksportir timah swasta semakin menarik untuk ditelusuri.
Nilai ekspor timah pada triwulan II tahun 2022 berdasarkan pelabuhan muat ekspor Babel sebesar US$803,78 juta atau meningkat sebesar 33,06 persen dari nilai ekspor timah pada triwulan I tahun 2022. Kenaikan nilai ekspor timah pada triwulan kedua 2022 didorong oleh naiknya volume ekspor timah sebesar 58,61 persen. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan eksportir timah (smelter timah swasta) di Bangka Belitung yang tumbuh 84,62 persen.
Persentase nilai ekspor timah pada triwulan I tahun 2022 senilai US$604.06 juta atau 91 persen dari total nilai ekspor Bangka Belitung dan sisanya 9 persen berasal dari komponen ekspor non timah. Sedangkan pada triwulan II tahun 2022 nilai ekspor timah meningkat senilai US$ 803,78 juta atau 91 persen dari total nilai ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan sisanya 9 persen berasal dari ekspor non timah. Persentase nilai komoditas ekspor timah terhadap komponen ekspor non timah pada triwulan I dan II tahun 2022 tersebut masih sama besarnya, walaupun secara nominal jumlahnya bertambah. Namun secara umum, berdasarkan data tersebut, terlihat besarnya pengaruh ekspor timah terhadap perekonomian Bangka Belitung.
Adapun kinerja eksportir timah (smelter swasta) di Bangka Belitung pada triwulan II tahun 2022 mengalami peningkatan nilai ekspornya sebesar kurang lebih 54,46 persen dari kinerja ekspor pada triwulan I tahun 2022. Peningkatan kinerja nilai ekspor tersebut dibarengi dengan peningkatan volume ekspor yang dialami oleh pihak swasta yang tumbuh sebesar kurang lebih 84.18 persen.
Peningkatan kinerja eksportir timah swasta tersebut justru berbanding terbalik dengan kinerja eksportir timah berplat merah di Bangka Belitung yang turun sebesar 34,71 persen pada triwulan kedua tahun 2022. Turunnya nilai ekspor timah dari eksportir plat merah tersebut juga dibarengi dengan turunnya volume ekspor timah sebesar 19,16 persen.
Data diatas semakin gamblang memperlihatkan adanya penurunan kinerja eksportir timah plat merah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hal ini salah satunya disebabkan oleh maraknya kemunculan eksportir timah swasta yang tumbuh pesat dan berdampak pada supply bahan baku bijih timah.
Harga rata-rata penjualan balok timah oleh para eksportir di Babel pada triwulan II tahun 2022 berkisar US$36.022/Mton , dengan harga minimum US$23.000/Mton dan harga maksimal US$44.912/Mton. Dan untuk harga rata-rata penjualan pada triwulan I tahun 2022 sebesar US$43.472/Mton dengan harga minimum US$40.605 dan harga maksimal US$48.850/Mton. Sedangkan harga rata-rata penjualan balok timah pada triwulan I tahun 2021 sebesar US$27.907/Mton dengan harga minimum US$27.557/Mton dan harga maksimal US$28.135,30/Mton. Dengan demikian harga rata-rata secara (q-to-q) harga balok timah pada triwulan II tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 17,14 persen, sedangkan harga rata-rata balok timah secara (y-on-y) mengalami peningkatan 29,08 persen.
Harga timah dunia diperkirakan lebih rendah lagi untuk triwulan ke III dan IV 2022. Pada September 2022, harga timah berjangka mencapai titik terendah dikisaran US$21.000/Mton dan akan mengalami penurunan berkisar 50 persen dari rekor puncaknya dikarenakan kekhawatiran resesi global yang melemahkan permintaan. Tekanan terhadap harga timah masih akan berlanjut. Menurut model makro global dan ekspektasi analis Trading Economics, harga timah berjangka akan diperdagangkan pada US$20.503/Mton pada akhir kuartal ini.
Dengan iklim kompetisi yang semakin ketat, ada baiknya eksportir timah plat merah segera melakukan perluasan pasar yang disertai dengan peningkatan kuantitas ekspor, serta kedepannya melakukan transformasi teknologi tinggi dengan memanfaatkan dan memproses Logam Timah Jarang (LTJ) yang dapat menghasilkan produk jadi bernilai tinggi seperti bahan baku industrial, magnet, pelapis kendaraan tempur, dan lain sebagainya sebagai bentuk diversifikasi produk timah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan menjalin kemitraan ke beberapa perusahaan asing dalam melakukan studi pengolahannya, sehingga dapat menciptakan industri baru dengan program hilirisasi atau pabrik pengolahan LTJ di Indonesia, ataupun terkhusus di Negeri Serumpun Sebalai yang tentunya akan berdampak baik untuk perekonomian Bangka Belitung. Selain itu Pemerintah juga terus mendorong para pelaku usaha agar aktif menjalankan program hilirisasi industri dalam rangka strategi pengembangan produk jadi untuk membuka lini produk baru supaya lebih beragam sehingga mendapatkan target pasar yang baru juga. Selain dari peningkatan nilai tambah, juga memacu pada penyerapan tenaga kerja dan penerimaan dari sisi ekspor.